Pada zaman dahulu, hiduplah seorang putri dari Kerajaan Luwu bernama Putri Tandampalik. Ia dilamar oleh Putra Mahkota Kerajaan Bone, tetapi adat Luwu melarang pernikahan dengan pria dari luar suku. Datu Luwu, ayah sang putri, berada dalam dilema karena menolak lamaran bisa memicu konflik. Akhirnya, putri pun menerima lamaran tersebut untuk menghindari pecahnya perang.
Namun, tak lama setelah itu, Putri Tandampalik terserang penyakit menular yang membuatnya harus diasingkan ke Pulau Wajo. Di sana, seekor kerbau putih menjilati kulitnya dan menyembuhkannya. Sementara itu, Putra Mahkota Bone yang tersesat di Pulau Wajo bertemu dengan sang putri dan jatuh cinta. Setelah mendapatkan restu dari Datu Luwu, mereka pun menikah di Pulau Wajo dan hidup dengan penuh kebahagiaan.
Penyabar
Setia
Penuh perhatian
Hak Cipta ©2025; Semua hak dilindungi KathaRakyat